Kadang kita merasa kekurangan saat
tidak memiliki sesuatu, tapi saat kita memiliki sesuatu itu ada beban
berat yang nggak kita pikirin sebelumnya. Pengalaman seperti ini baru
saja kualami. Baru saja. Dari sinilah ada inspirasi untuk membuat
tulisan ini.
Menurutku, sulit sekali dijelaskan.
Membuka hati ke seseorang sama saja memberi mereka kesempatan untuk
melukai hati kita. Bukan berarti aku pesimis. Aku juga punya banyak
orang yang kusayang dan berarti dalam hidup.
Cuma ada beberapa saat dimana kita
merasa nggak berdaya ketika orang yang sedang kita sayangi itu
mengalami sesuatu, entah tekanan secara batin atau ada peristiwa
apapun, dan kita nggak bisa berbuat apa-apa kecuali menonton.
Menonton mereka menyembunyikan perasaan mereka, menonton mereka
membohongi diri sendiri.
Kadang aku merasa bodoh. Kadang jadi
bertanya-tanya dalam hati sampai berteriak-teriak.
“Jadi menurut kalian buat apa aku
ada di samping kalian? Jadi patung hias? Benda pajangan?”
Telingaku ada untuk mendengar, hatiku
ada untuk bersimpati, mataku ada untuk memberi tatapan mendukung, dan
mulutku ada untuk mengucapkan kata-kata yang mungkin bisa membantu
mereka. Setidaknya aku ingin merasa bisa meringankan beban mereka.
Egois memang. Mungkin mereka merasa aku ga mampu menolong, jadi apa
boleh buat. Tapi tetap saja rasa sesak dan sepi itu terasa kalau
orang yang kita sayangi nggak bisa kita bantu.
Yang paling menyesakkan lagi kalau
mereka bilang, “Nggak ada apa-apa, kok. Aku nggak mau bebanin
kamu.”
HAH! Kata-kata macam apa itu? Aku kesal
banget kalau ada orang yang jelas-jelas tertekan tapi sok kuat dan
ngucapin kata-kata itu. Mereka nggak ngerti ya kalau mereka nggak
bagi apa yang menjadi tekanan dalam hati mereka, justru itulah yang
akan jadi beban pikiran di dalam otak orang yang sayang pada mereka.
Memang, sekali lagi, itu egois banget.
Pada akhirnya tetap saja kita nggak
bisa berbuat apa-apa buat mereka. Dan kalau mereka nggak mau berbagi
ya nggak apa-apa juga. Itu hak mereka. Hanya saja rasa sayang kita ke
mereka itulah yang membuat kita begitu peduli dan ingin menanggung
derita dengan mereka.
Setelah direnungkan, mungkin itulah
yang namanya benar-benar menyayangi orang dengan tulus. Bukan sekedar
kepo atau ingin ikut campur. Bukan juga sekedar basa-basi. Namanya
sayang, kita pasti akan terbebani dan ingin membahagiakan orang
tersebut. Entah itu orang tua, saudara, teman baik, teman ga baik—ada
ya?--sampai ke orang-orang yang hanya kita tahu nama dan wajahnya,
kalau kita memang menyayangi mereka pasti kita akan merasakan beban
seperti itu. Pasti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar