Rabu, 04 September 2013

Teralienisasi

It has gotten so much better now. But there was a time that I felt alienated from another people (like some weeks ago, for example).

Seperti, semua orang sudah hidup di dimensi berbeda, hanya saja kita sama-sama terjebak di refleksi medan-antara.

Entah kenapa aku merasa aneh melihat orang berinteraksi satu sama lain.

Aku asing melihat orang-orang di timeline twitter. Mereka seperti bicara bahasa decapod, saat aku cuma bisa menerjemahkan bahasa hobbit.

Menarik diri dan cuma memperhatikan dari kejauhan rasanya satu-satunya jalan yang tepat, dengan itu tanpa sadar frekuensi nge-tweet aku pun berkurang.

Mungkin bener kata bang Raditya Dika.

"It's funny how the older you get, the more estranged you feel from other people. Maybe life is all about being alone."

Selasa, 27 Agustus 2013

FIRST POST: About Myself.


   Sebagian orang mensyukuri hidupnya. Sebagian lagi mengutuknya. Dan aku termasuk orang yang beruntung karena termasuk ke dalam golongan yang pertama.

   Ini adalah tulisan mengenai diriku menurut sudut pandangku.


   
  I am unique. I am special.
     Kamu tahu mengapa? Karena aku menganggapnya demikian. Banyak orang yang menganggap dirinya biasa-biasa saja. Well, they did big mistake. Pandangan orang lain seringkali tercipta karena anggapan kita tentang diri kita. Dan percayalah, setiap orang itu istimewa. I totally believe that! Tuhan sudah sangat sangat baik hati menciptakan kita. Kita adalah salah satu dari sekian juta triliun karya-karya hebatnya. Dan Dia tidak mungkin seiseng itu menciptakan sesuatu tanpa pembeda, tanpa keunikan, tanpa keistimewaan. Termasuk diri kita. See? Kita hebat, kita istimewa!


   Aku tidak lahir dengan sia-sia.
   Aku memiliki banyak alasan untuk tetap ada di hidup ini. Aku memiliki banyak bakat yang terlihat, yang samar, maupun yang belum kusadari.  
   Aku memiliki tujuan yang masih ku rencanakan, tujuan yang sedang ku perjuangkan, dan tujuan yang akan ku perjuangkan. Aku memiliki banyak orang yang masih membutuhkanku. Aku memiliki peran dalam menyeimbangkan kehidupan ini.

   Aku baik karena alasan.
   Kita tidak akan mampu hidup tanpa orang lain, classic but true. Manusia adalah makhluk sosial, classic but true. Aku menjadi baik karena mempertimbangkan pandangan orang, karena aku butuh mereka, karena aku sadar tak akan bisa hidup tanpa mereka. Frontal? Terlalu jujur?Whatever, it’s true.
   
   Kalaupun aku berbuat baik kepada orang yang tak kukenal, itu memang karena alasan. Alasan mengikuti nurani. Alasan karena Tuhan. Coba sejenak pikirkan, singkirkan segala kemunafikan, jernihkanlah otakmu, kita butuh orang lain, kita butuh memuaskan hati, kita butuh Tuhan.
Maka dari itu berbuat baiklah. Meski karena alasan. Setidaknya kita mendapat kesempatan untuk menjadi yang lebih baik dari perbuatan baik itu, bukan?


   Aku tidak sedang menjadi diriku sendiri.
   Aku tidak pernah setuju dengan kalimat “Be your self”. Efek bahasa itu dahsyat. Kita menjadi enggan berbuat untuk menjadi yang lebih baik dengan dalih “Be your self” ini. Kita terkurung oleh kalimat ini. Kita takut apabila kita bergerak, kita akan keluar dari “your self” yang sudah kita tanamkan dalam pikiran kita.
   
   Well, aku lebih senang apabila kalimat itu diganti dengan “Be your best self”. Jadilah yang terbaik dari diri kita. Tetap menjadi diri sendiri namun dengan versi yang terbaik.
   Aku pastikan apa yang ku raih adalah yang terbaik. Apa yang ku kenakan adalah yang terbaik. Apa yang ku kerjakan, yang ku hasilkan, yang ku pilih adalah yang terbaik.

Hargai dan agungkanlah dirimu karena kamu pantas mendapatkan itu :)

                                                                                                                         @inggritaya    

Halo halooo~ :D

Hallo semuanyaaa. Assalamualaikum. Ketemu lagi sama aku, Iya. Udah lama banget sejak aku ngeposting tulisan terakhir di blog ini. Apa ka...